KESEMERAWUTAN DAN KETERATURAN
Penulis : DarylHaviz (05/07/2010)
Sumber : www.DarylHaviz01.blogspot.com
Sumber : www.DarylHaviz01.blogspot.com
Pejamkan mata anda dihadapan sebuah cermin kemudan bukalah secara perlahan-lahan dan katakan dalam hati anda secara jujur apa yang anda lihat ?
Cobalah anda membayangkan wajah anda dalam sebuah kondisi kesemerawutan acak adul berantakan tidak karuan selama beberapa saat, kemudian anda coba membayangkan wajah anda dalam sebuah kondisi dengan keteraturan.
Berpalinglah dan tataplah wajah orang-orang terdekat di hati anda, (ibu, ayah adik, kakak, istri dan anak), perhatikan dan secara jujur dalam hati anda apakah anda menemukan kesemerawutan atau keteraturan dalam wajah mereka ?.
Berpalinglah dan tataplah wajah orang-orang terdekat di hati anda, (ibu, ayah adik, kakak, istri dan anak), perhatikan dan secara jujur dalam hati anda apakah anda menemukan kesemerawutan atau keteraturan dalam wajah mereka ?.
Keluarlah dari rumah dan carilah struktur wajah paling semerawut, paling cacat dan paling buruk yang pernah anda lihat disekitar anda maupun dalam ingatan anda sehingga anda mampu menemukan sebuah wajah dengan struktur paling semerawut acak berantakan sehingga tidak ada satupun variable keteraturan bisa dimasukkan !.
Jika anda bisa temukan sebuah wajah manusia kondisi paling semerawut menurut perkiraan anda (jika minimal sebuah hidung atau sebuah mulut masih berada dibagian kepala walaupun posis nya ada dibelakan kepala maka keteraturan masih berlaku !)
Cobalah anda hitung dalam perbandingan berapa jumlah wajah dalam keteraturan dan berapa jumlah wajah yang menurut anda semerawut, hancur dan tidak beraturan.
Apabila jumlah struktur wajah yang semerawut lebih banyak dari jumlah wajah dengan struktur yang beraturan (walaupun cuma selisih satu digit), maka saya akan mendukung penuh para penganut dari :
- Teori Keberadaan Spontan
- Paham Atheisme
Lalu bagaimana dengan Teori Evolusi Darwin ?
Untuk memahami teori ini, kita perlu sedikit menggeser pola pandang kita, karena teori ini tidak mempertimbangkan atau meninjau adanya "konsep keteraturan" yang terjadi dari setiap perkembangan evolusi di alam.
Bagaimana dengan Anda ?.
Pernahkan anda membayangkan bahwa tubuh anda, tubuh saya, tubuh kami dan tubuh kita (manusia), tubuh sapi, tubuh kambing, tubuh anjing, tubuh babi (hewan), buah pisang, buah duren, batang pohon dan daun Ganja (tumbuhan) dan segala bentuk benda mati bahkan kotoran paling menjijikkan sekalipun tersusun dari sekumpulan sel atau atom yang sama ! (jika anda tidak percaya cobalah buktikan dengan cara paling mudah yaitu tanam dalam tanah “Dikubur” atau bakarlah “Dikremasi “ atau biarkan membusuk maka semuanya akan kembali terurai dalam bentuk yang sama bahkan bila anda memakan itu semua dan setelah diproses dalam pencernaan dan dikeluarkan dalam bentuk kotoran maka saya yakin warna, bentuk dan baunya pun sama !
saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika atom dan sel (yang notabene sama-sama tidak memiliki otak dan fikiran) bergerak dan bertingkah “semau gue” kemudian bergerombol secara acak sehingga membentuk separuh hidung anjing diwajah kita membentuk separuh sel otak babi didalam otak manusia, atau berkembang menjadi kaki didalam perut, anus dimulut, usus di kuku, atau minimal membuat format bentuk hidung yang tidak standard disetiap wajah manusia, selayaknya anda menumpahkan sekantung kelereng diatas lantai kemudian kelereng tersebut bergerak berhamburan secara acak
Hiiii .... can you imagine that ...!
Bahkan dalam ilmu fisika dan matematik, hamburan kelereng tersebut belum dianggap bergerak acak murni , karena masih terdapat sebuah pola yang dapat dianalisa probabilitas kemungkinannya.
Hiiii .... can you imagine that ...!
Bahkan dalam ilmu fisika dan matematik, hamburan kelereng tersebut belum dianggap bergerak acak murni , karena masih terdapat sebuah pola yang dapat dianalisa probabilitas kemungkinannya.
Ilustrasi diatas adalah sebuah contoh sangat kecil dari keteraturan yang mengagumkan (tidak perlu lagi kita bahas mengenai keteraturan mikro/makro kosmos, alam semesta, jagad raya dan bla..bla...bla..),
Sampai disini dan dititik ini jika anda yakin sepenuhnya dan menyatakan bahwa keberadaan alam semesta dan diri anda bukan bagian dari sebuah sistem keteraturan maka dipersilahkan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan ini.
HIDUNG ANDA DAN KONSEP KETERATURAN
“Keteraturan” merupakan sebuah kata yang bermakna hal yg sudah tetap (Kamus besar bahasa indonesia) dan saya mengasumsikan secara bebas dengan makna “Tersusun sedemikian rupa untuk maksud dan tujuan tertentu”
sengaja saya cetak miring huruf tebal pada kata hal yang sudah tetap dan kata tersusun sedemikian rupa, karena saya meyakini bahwa jika sesuatu dikatakan tersusun atau hal yang sudah tetap berarti tidak acak !, kalau tidak acak berarti ada yang menyusun dong ..!
Apakah anda sepakat dengan saya dalam hal ini ?.
Kalau ada yang bertanya pada anda :
- Siapa yang merias wajah anda ,
- Siapa yang merapikan kamar ini,
- Siapa yang mendisain kendaraan tersebut ?
Dengan mudah kita bisa menjawab, mengajukan diri bahkan menuduh pihak-pihak yang dicurigai.
Namun lain halnya jikalau ada yang bertanya pada anda
siapa yang mampu memerintahkan ribuan atom berkumpul membetuk ribuan sel dan ribuan sel bersatu membentuk sebuah hidung dengan model dan bentuk “standard’ untuk jenis species yang “tertentu” yang menempel dengan lokasi “tertentu” di wajah anda dengan sempurna
(dan wajah kita semua tanpa ada sedikitpun unsur yang mendukung teori secara spontan berbentuk dan kebetulan nempel disitu ?)
- Siapa yang bertanggung jawab kenapa hidung seperti itu ?
- Siapa yang menyuruh kenapa hidung menempal disitu !
- Siapa yang berani mengajukan diri ... !
- Siapa yang bisa dituduh dan dicurigai dalang pelaku penempelan hidung ...?
secara pribadi saya merasa sangat bodoh, tidak habis fikir dan terbengong-bengong. Bagaimana mungkin segerombolan atom dan sel bergerak kemudian bergabung membentuk sebuah model hidung tanpa menggunakan cetakan ! (percayakah anda bahwa hidung anda terbuat dari jutaan bahkan meliaran mesin yang sangat keciiiiiiil yang disebut sel, dimana sel-sel tersebut bekerja sangat akurat konsisten, dan teliti lalu membentuk hidung ? )
Namun lain halnya jikalau ada yang bertanya pada anda
siapa yang mampu memerintahkan ribuan atom berkumpul membetuk ribuan sel dan ribuan sel bersatu membentuk sebuah hidung dengan model dan bentuk “standard’ untuk jenis species yang “tertentu” yang menempel dengan lokasi “tertentu” di wajah anda dengan sempurna
(dan wajah kita semua tanpa ada sedikitpun unsur yang mendukung teori secara spontan berbentuk dan kebetulan nempel disitu ?)
- Siapa yang bertanggung jawab kenapa hidung seperti itu ?
- Siapa yang menyuruh kenapa hidung menempal disitu !
- Siapa yang berani mengajukan diri ... !
- Siapa yang bisa dituduh dan dicurigai dalang pelaku penempelan hidung ...?
secara pribadi saya merasa sangat bodoh, tidak habis fikir dan terbengong-bengong. Bagaimana mungkin segerombolan atom dan sel bergerak kemudian bergabung membentuk sebuah model hidung tanpa menggunakan cetakan ! (percayakah anda bahwa hidung anda terbuat dari jutaan bahkan meliaran mesin yang sangat keciiiiiiil yang disebut sel, dimana sel-sel tersebut bekerja sangat akurat konsisten, dan teliti lalu membentuk hidung ? )
Berkali-kali kita berhadapan dengan kondisi :
“Terpola”, “Terprogram”, “Terorganisir”, “Akurasi” dan “Keteraturan”
dan itu semua baru saja membentuk hidung anda
Selanjutnya kembali manusia bertanya:
- Siapa yang bertanggung jawab atas hidung itu !!
- Siapa yang berani mengajukan diri ... !
- Siapa yang bisa dituduh dan dicurigai dalang pelakunya ...?
sampai detik ini sepi tak ada yang bisa menjawab, tak ada yang berani menjawab !!
"Tapi kita harus cari siapa dalang pelakunya, begitu kata manusia"
Kembali kita bertanya apakah Kita masuk dalam kelompok Teori Keberadaan Spontan atau Teori Keteraturan
Mulailah beberapa manusia mencoba melakukan penyelidikan dan investigasi dari kecil-kecilan sampai ke mega project penyelidikan pertama menghasilkan “beberapa kemungkinan pelaku” yaitu :
- si Matahari
- si Bulan
- si Petir
- si Gledek
- si Pohon Besar
Untuk sementara hasil penyelidikan tersebut diterima
Namun beberapa manusia masih menggaruk kepala dan kembali memegang hidung lalu bertanya dalam hati
“Masa iya mereka...?”
Beberapa manusia kembali berfikir keras dan mencoba membayangkan Siapa Pelakunya dan bagaimana “wujud” sipelaku.
Setelah beberapa masa didapat beberapa analisa awal dan kesepakatan mungkin DIA itu secara fisik berbentuk mirip manusia tapi lebih hebat maka dimulailah imajinasi penggambaran sang pelaku :
"Nah gajah lebih kuat dari manusia"..... OK usulan diterima
- Maka dibuatlah bentuk besar
"Tapi bisa juga binatang besar dan kuat seperti Gajah, Banteng atau Beruang" ..... OK usulan diterima
- Maka dibuatlah bentuk besar seperti gajah banteng , beruang bahkan penggabungannya
- Maka dibuatlah bentuk besar seperti gajah banteng , beruang bahkan penggabungannya
"Tapi mereka tidak bisa terbang" ...Oh iya ...ya
"Jadi harus bersayap mirip Burung "..... OK usulan diterima
- Maka dibuatlah bentuk besar seperti gajah, banteng, beruang bahkan penggabungannya ditambah bersayap
"dan harus bersinar seterang matahari " ..... OK usulan diterima
Sehingga pada akhirnya terwujudlah sebuah bentuk, sebuah sosok yang terbentuk dari berbentuk campuran diatas yang dikemas berdasarkan imaginasi “manusia” dan hasilnya kemudia berbentuk dasar sesuai dengan perlambangan yang diinginkan manusia seperti :
Sehingga pada akhirnya terwujudlah sebuah bentuk, sebuah sosok yang terbentuk dari berbentuk campuran diatas yang dikemas berdasarkan imaginasi “manusia” dan hasilnya kemudia berbentuk dasar sesuai dengan perlambangan yang diinginkan manusia seperti :
- Sebagian berbentuk seram untuk mencerminkan kekuasaan dan Amarah-NYA,
- Sebagian berbentuk sangat Indah untuk menggambarkan keaggungan-NYA,
- Sebagian berbentuk perkasa untuk dan kemampuan-NYA,
- Dan bermacam-macam bentuk lainnya yang mencoba menggambarkan sifat-sifat NYA.
Namun beberapa saat kemudian beberapa manusia kembali menggaruk kepala dan memegang hidung lalu kembali bertanya dalam hati :
“Masa iya sih DIA kaya gitu ....?”
“Kok jelek banget ih...!"
“Kok serem banget deh ...!”
“Kok diem aje...!”
“Kok kaya patung !“
“Kok bisa diancurin ! “
“Kok...begitu...!"
“Kok...begini..."
Namun beberapa saat kemudian beberapa manusia kembali menggaruk kepala dan memegang hidung lalu kembali bertanya dalam hati :
“Masa iya sih DIA kaya gitu ....?”
“Kok jelek banget ih...!"
“Kok serem banget deh ...!”
“Kok diem aje...!”
“Kok kaya patung !“
“Kok bisa diancurin ! “
“Kok...begitu...!"
“Kok...begini..."
Setelah berkali-kali "Kok Begini" dan "Kok Begitu" panjang selama beberapa dekade beberapa manusia mulai berpikir "jangan – jangan pelakunya adalah manusia juga" (nyamar nih), kalo dia manusia pastilah DIA itu lebih unggul dari manusia lain sehingga :
- Manusia itu pasti bisa begini dan bisa begitu.....
- Manusia itu pasti punya kemampuan ini dan itu
- Manusia itu pasti punya kelebihan ini dan itu
lalu mulailah dimulailah pencarian siapa manusia itu dan hasilnya adalah :
- si A ( abis dia kuat banget sih)
- si B ( abis dia bikin anak gue sembuh )
- si C ( abis dia bikin gue jadi makmur )
- si D ( abis dia Kaya )
- si E ( abis dia bisa ngeramal )
- si Anu
- si Itu
- atau Si Itu..tu (abis dia caem sih ....) oalah
hingga mencapai beberapa manusia lagi mulai mr. X1 sampai mr. XXX, bahkan ada yang berani menyatakan diri adalah DIA (seperti firaun...kalau yang seperti ini makin parah),
lalu semua manusia yang memiliki berbagai kemampuan ilmu “kudu” yang sangat tinggi tersebut dan di lukiskan sebagai manusia yang tinggal di atas-atasnya langit.
Lalu setelah beberapa waktu, sebagian manusia malah pusing
Kenapa pusing ?
Karena beberapa manusia berpikir :
- "masak DIA jadi banyak banget sih ?"
- "Kan persembahannya jadi banyak banget nih !"
- "jadi mana yang bener ?"
Kembali para manusia menggaruk-garuk kepala dan tidak lupa sambil memegang hidung dan mengulangi pertanyaan yang itu lagi..itu lagi :
- "Siapa yang bertanggung jawab atas hidung itu !"
- "Siapa yang berani mengajukan diri ... ! "
- "Siapa yang bisa dituduh dan dicurigai sebagai dalang pelakunya ...?"
Sehingga suatu saat beberapa manusia dengan kerendahan hati mulai sadar dan menyadari mungkin manusia memang tidak layak membayangkan kaya apa sih wujud-NYA.
(lha wong ngebayangin bagaimana idung ini bisa terjadi dan nempel disitu aja kite masih bego)
Jadi daripada pusing mikirin “Wujud-NYA"
Kita lihat saja salah satu hasil karya NYA yang mungkin paling “sederhana” yaitu adanya "keteraturan bentuk" hidung yang nempel diwajah manusia itu pasti hasil karya Sang Pencipta.
Nah dengan demikian jika manusia mau ingin mencoba melihat wujud NYA,
Cobalah buat dulu hidung dan kalau anda masih merasa sulit pilihlah salah satu hasil karya NYA yang paling anda anggap mudah, sederhana dan dianggap berantakan lalu cobalah anda buat.
Saat ini beberapa manusia sering bertanya kalau DIA itu ada maka
http://planetsahabatpelangi.blogspot.com/
BalasHapus